Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku,
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
sepi... Sepi dan sendiri aku benci.
Aku ingin bingar. Aku mau di pasar.
Bosan aku dengan penat, dan enyah saja kau, pekat!
Seperti berjelaga jika aku sendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ahh.. ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya?
Biar terderah, atau...
aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
-Chairil Anwar-
Maret 1943
3 comments:
i think i can feel d anger..
When i uploaded this,im in need of something deep.something that has a tearing effect..this piece is exactly 'it'.
you bet! :)
Post a Comment